Bener Meriah – Aceh.satusuara.co.id:
Buah alpukat asal Kabupaten Bener Meriah, dipasarkan hingga pulau Jawa diantaranya ke Ibukota Jakarta, Bandung dan Indramayu, Jawa Barat. Buah alpukat merupakan salah satu komoditi unggulan di daerah berhawa sejuk itu, selain kopi arabika Gayo.
Biasanya buah alpukat memasuki masa panen mulai bulan Maret hingga Juni dan di rentang bulan tersebut, merupakan puncak produksi buah alpukat. Sedangkan untuk harga, berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 8.500 per kilogram.
Salah seorang pengepul buah alpukat warga Rembele, Kampung Bale Atu, Muhammad Alwi, Senin (15/5/2023) mengatakan produksi buah alpukat asal Kabupaten Bener Meriah, dipasok hingga pulau Jawa. Untuk waktu pengiriman dimulai dari bulan Maret hingga Mei 2023.
“Pengiriman buah alpukat menggunakan angkutan dua jenis kendaraan. Pertama, menggunakan truck colt diesel thermo dengan kapasitas 6 ton dan truck fuso thermo dengan kapasitas 14 ton,” kata Muhammad Alwi.
Dia sebutkan, pengiriman biasanya dilakukan dua sampai tiga hari sekali karena kondisi saat ini, produksinnya belum begitu banyak. “Jika musim panen raya pengiriman dilakukan sehari sekali. Dengan tonase pengumpulan mencapai 20 ton buah alpukat perhari disaat musim panen,” jelasnya.
Untuk proses pengiriman, lanjut Muhammad Alwi, setelah alpukat masuk ke gudang, selanjutnya akan dilakukan penyortiran guna memilih buah alpukat yang baik dan memenuhi kriteria. “Granding bertujuan pengelompokan buah alpukat berdasarkan bentuk, ukuran dan berat buah. Setalah itu alpukat akan dimasukan ke dalam box lalu di kirim mengunakan truck,” paparnya.
Muhammad Alwi menambahkan, bahwa buah alpukat yang dihasilkan dari kebun masyarakat di Kabupaten Bener Meriah memiliki ciri khas sendiri, yakni jenis alpukat terbaik dengan daging yang tebal, tekstur lembut, dan warna buahnya kuning bersih seperti mentega sehingga diminati masyarakat luas.
“Dengan semakin meningkatnya permintaan untuk buah alpukat asal Bener Meriah, tentu petani alpukat harus menjaga kualitas alpukatnya. Agar alpukat yang dihasilkan dari kebun-kebun warga dapat tetap bersaing di pasar-pasar Indonesia,” pungkasnya. (Rel )